Sudah Benarkah Shalat Kita?

  • 0
Saudara dan Saudariku yang berbahagia! Terlampau banyak kesempatan waktu yang diberikan oleh Allah untuk kita. Tetapi terlampau sedikit kita berbuat untuk Allah, dan terlampau kecil waktu yang kita gunakan untuk Allah. Banyak waktu kita yang kita gunakan untuk hal-hal yang sia-sia, tetapi sangat sedikit waktu yang kita gunakan untuk hal-hal yang bermanfaat. Tiga jam duduk di depan TV tidak terasa capeknya, tetapi satu jam duduk di masjid capeknya setengah mati. Berputar-putar di mal berjam-jam tidak terasa lelahnya, tetapi duduk setengah jam membaca Al-Qur’an sudah pegal-pegal. Perjalanan berkilo-kilo meter ke tempat hiburan tidak terasa berat, tetapi berjalan ke majlis taklim di masjid yang hanya 100 meter rasanya berat.
Mengapa kita harus melakukan sesuatu karena Allah? Apakah Allah memerlukan pengabdian kita? Tidak, Allah mampu melakukan apa saja. Dia tidak memerlukan pengabdian kita. Allah tidak memerlukan shalat kita. Allah tidak memerlukan sedekah kita. Allah tidak memerlukan amal shaleh kita. Allah sudah kaya tanpa bantuan kita. Allah sudah berkuasa tanpa pengorbanan kita. Allah sudah mulia tanpa persembahan kita.
Allah tidak memerlukan kita, tetapi kitalah yang sangat memerlukan Allah. Allah tidak memerlukan ibadah kita, tetapi kitalah yang memerlukan ibadah kepada Allah. Sebagai hamba, kita harus tahu diri, karena kita sudah banyak diberi. Sebagai hamba kita harus menyadari keberadaan kita, karena kita diadakan Allah dan tinggal di bumi Allah. Sebagai hamba, kita harus punya rasa malu, karena kita selalu meminta dan tidak pernah memberi. Allah memang tidak menjadi mulia karena pengabdian kita. Tetapi Allah punya hak atas hamba-Nya. Hak Allah yaitu tidak disekutukan dengan apapun. Hak Allah yaitu disembah dengan menyucikan-Nya.
Semestinya seluruh waktu kita, mulai dari bangun tidur sampai kembali tidur, tidak boleh sedikit pun ada yang terbuang percuma kecuali untuk ibadah kepada Allah. Namun Allah tahu, bahwa kita tidak bisa terus-menerus beribadah kepada Allah. Maka Allah berikan kesempatan kepada kita untuk melakukan apa saja yang membuat kita bisa merasakan kesenangan hidup. Kita diperkenankan makan dan minum dari rezeki yang dihamparkan Allah. Kita diperkenankan bersenang-senang bersenda gurau bersama keluarga. Kita diperkenankan berkeliling dunia melihat kebesaran Allah. Allah hanya berpesan, jaga shalat, jangan sampai mengabaikannya.
Shalat adalah bukti keislaman kita. Shalat adalah bukti kekuatan iman kita. Shalat adalah bukti bahwa kita sebagai orang yang tunduk kepada aturan Allah. Jika kita ingin melihat keislaman seseorang atau kemantapan agama seseorang, maka shalat cukup sebagai barometernya. Orang yang enggan shalat atau malas shalat, dialah yang dikategorikan sebagai orang yang tidak punya pendirian atau plin-plan. Dia dicatat oleh Allah sebagai orang munafik.
Shalat adalah bukti bahwa kita masih hidup. Hidup bagi kita tidak hanya sekadar bernafas, tidak hanya sekadar untuk makan dan melakukan aktivitas untuk diri sendiri. Tetapi hidup bagi kita harus berguna bagi orang lain. Supaya hidup kita penuh arti, maka jalani hidup ini seperti kita bekerja untuk yang Maha Agung. Jika kalian merasakan bahwa kalian melakukan pekerjaan untuk Yang Maha Agung, maka akhi dan ukhti akan merasakan betapa hidup ini begitu berarti, tidak hanya sekadar senang-senang untuk diri sendiri.
Karena itu, maka berikan makna dalam hidup ini. Maknailah hidup ini dengan ibadah shalat. Karena shalat dengan sendirinya bisa mewarnai hidup secara keseluruhan. Akhi dan ukhti boleh melakukan aktivitas apa saja, tetapi warnai aktivitas itu dengan ibadah shalat, nanti semuanya akan bernilai shalat. Jadikan semua aktivitas sebagai selingan untuk menunggu datangnya waktu shalat. Dengan begitu maka aktivitas kita bernilai sama dengan shalat. Orang yang menunggu waktu shalat sama dengan shalat. Rasulullah Saw menyatakan: Amal yang akan ditanya pertama di hari kiamat adalah shalatnya. Jika shalatnya sukses, maka amal yang lain ikut sukses. Jika shalatnya rusak, maka amal yang lain semuanya menjadi beban.
Jika shalat saja kita sudah tidak bisa, bagaimana kita akan membuktikan diri kepada Allah kalau kita adalah hamba-Nya. Jika shalat saja kita tidak sempat, bagaimana kita akan mengatakan bahwa kita adalah makhluk-Nya yang bergantung pada-Nya. Jika shalat saja kita tidak peduli, bagaimana kita minta dipedulikan Allah. Jika shalat saja kita tidak serius, bagaimana kita bisa dikatakan bersungguh-sungguh mengakui Allah sebagai Tuhan.
Kita harus sadar, bahwa kita tidak punya banyak pilihan cara untuk membuktikan diri sebagai hamba yang menyembah Allah. Cara yang lain memang banyak, tetapi relatif lebih sulit. Dengan haji kita bisa beribadah kepada Allah, tetapi kita perlu ongkos yang besar. Tetapi shalat tidak demikian. Kita bisa melakukannya kapan saja. Allah menyediakan 5 waktu untuk shalat ditambah dengan waktu-waktu lain kapan saja kalau mau untuk shalat sunnah. Karena itu, maka jangan abaikan shalat. Mumpung sekarang masih ada kesempatan untuk memperbaiki shalat, yuk mari kita perbaiki shalat kita. Jangan sampai shalat kita tidak mendapat pahala apa-apa. Sempurnakanlah shalat supaya bisa khusyuk. Karena hanya shalat yang khusyuklah yang benar-benar mengantarkan kita menjadi orang yang beruntung. Jangan sampai shalat kita hanya sekadar sebagai pengisi absen yang tidak mendapatkan pahala. Rasulullah Saw bersabda:
Sesungguhnya seorang hamba sudah mendirikan shalat, tidak dituliskan baginya pahala setengahnya, tidak sepertiganya, tidak seperempatnya, tidak seperlimanya, tidak seperenamnya, dan juga tidak sepersepuluhnya.
Mengapa shalat tidak dicatat mendapat pahala separo dan juga tidak sepersepuluhnya? Karena banyak orang yang shalat, tetapi mencuri shalatnya alias tidak menyempurnakan rukuk dan sujudnya. Banyak orang shalat, tetapi lalai dalam shalatnya. Shalat dilakukan hanya sekadar terlihat rapih lahiriahnya. Tampak sangat sempurna dilihat orang, tetapi kosong tak berisi apa-apa dan tidak bisa khusyuk. Karena itulah, maka kita perlu melakukan muhasabah dan mengevaluasi diri, apakah sudah benar shalat kita. Dan untuk itulah, maka mari kita memohon kepada Allah kiranya diberikan kemampuan untuk mendirikan shalat dengan benar. Nah, maka dari itu mari kita perbaiki shalat kita.


Sumber:"Dahsyatnya Qiyamullail dan Tahajjud"

No comments:

Post a Comment